DK PBB Gelar Pemungutan Suara Terkait Resolusi AS Soal Gencatan Senjata Gaza
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) akan meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Banga (DK PBB) pada Jumat (22/3/2024) untuk mendukung resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan kesepakatan penyanderaan Israel-Hamas. Hal ini akan meningkatkan tekanan pada sekutunya Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan dan melindungi warga sipil dengan lebih baik.
Nate Evans, juru bicara misi AS untuk PBB, mengatakan pada Kamis (21/3/2024) bahwa resolusi tersebut dihasilkan dari berbagai putaran konsultasi dengan anggota Dewan Keamanan (DK) yang memiliki 15 kursi.
Resolusi tersebut menandai semakin tegasnya sikap Washington terhadap Israel. Pada awal perang yang telah berlangsung selama lima bulan, AS menolak kata-kata gencatan senjata dan memveto langkah-langkah yang mencakup seruan untuk segera melakukan gencatan senjata.
Rancangan resolusi tersebut, yang dilihat oleh Reuters, mengatakan gencatan senjata segera dan berkelanjutan yang berlangsung sekitar enam minggu akan melindungi warga sipil dan memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Teks tersebut mendukung perundingan yang ditengahi oleh AS, Mesir dan Qatar mengenai gencatan senjata dan menekankan dukungan untuk menggunakan periode gencatan senjata untuk mengintensifkan upaya dalam mencapai perdamaian abadi.
Kedutaan Besar Israel di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Untuk disahkan di Dewan Keamanan, sebuah resolusi memerlukan setidaknya sembilan suara setuju dan tidak ada veto dari AS, Prancis, Inggris, Rusia atau Tiongkok.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Kamis (21/3/2024) bahwa dia yakin pembicaraan di Qatar, yang berfokus pada gencatan senjata enam minggu dan pembebasan 40 sandera Israel dan ratusan warga Palestina yang dipenjara, masih dapat mencapai kesepakatan.
Poin utama yang menjadi kendala adalah Hamas mengatakan mereka akan membebaskan sandera hanya sebagai bagian dari kesepakatan yang akan mengakhiri perang, sementara Israel mengatakan mereka hanya akan membahas jeda sementara.
AS menginginkan dukungan Dewan Keamanan untuk gencatan senjata dikaitkan dengan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza. Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang, menurut penghitungan Israel.
Serangan Israel telah menewaskan hampir 32.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Resolusi tersebut juga dimaksudkan untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, di mana kelaparan parah semakin parah.
Selama perang, Washington telah memveto tiga rancangan resolusi, dua di antaranya menuntut gencatan senjata segera. Baru-baru ini, AS membenarkan vetonya dengan mengatakan tindakan dewan tersebut dapat membahayakan perundingan gencatan senjata.
AS biasanya melindungi Israel di PBB. Namun negara ini juga abstain sebanyak dua kali, sehingga memungkinkan dewan untuk mengadopsi resolusi mengenai peningkatan bantuan dan menyerukan perpanjangan jeda dalam pertempuran.