bangtogel - Pemerintah India meminta kepada Rusia agar warga negara India yang direkrut untuk mendukung tentara Rusia di garis depan segera dikembalikan.
India juga meminta kepada warga negaranya untuk menjauhi medan perang Rusia-Ukraina dan meminta pihak berwenang Rusia untuk mempercepat pembebasan warganya yang bekerja untuk tentara di garis depan.
Hal ini menyusul laporan surat kabar India The Hindu yang melaporkan bahwa lebih dari 100 warga negara India telah direkrut untuk berperang bersama tentara Rusia di zona perang.
Namun banyak dari mereka ditipu oleh agen untuk bekerja sebagai pembantu keamanan tentara.
"Kedutaan Besar India telah membahas masalah ini dengan otoritas Rusia terkait untuk memulangkan mereka lebih awal," kata Randhir Jaiswal, juru bicara Kementerian Luar Negeri India, dalam sebuah pernyataan singkat.
"Kami mendesak semua warga negara India untuk berhati-hati dan menjauhi konflik ini," pinta dia, dikutip dari The Independent pada Jumat (23/2/2024).
Kedutaan Besar India di Rusia mengatakan bahwa semua kasus yang dilaporkan ke Kedutaan Besar akan segera ditangani pihak berwenang Rusia.
Dalam kampanyenya untuk merekrut lebih banyak personel di zona perang, Rusia dilaporkan telah menarik sukarelawan dari negara-negara seperti India, Nepal, dan Pakistan.
Bulan lalu, Nepal berhenti mengeluarkan izin bagi warganya yang ingin bekerja di Rusia dan Ukraina tanpa batas waktu, menyusul kematian sedikitnya 10 tentara Nepal saat bertugas di militer Rusia.
Lebih dari 200 orang diyakini terjebak di garis depan, tidak dapat kembali, dan keluarga menuntut agar putra-putra mereka bisa kembali dengan selamat.
Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Rusia yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada The Hindu bahwa 100 orang India direkrut oleh Angkatan Darat Rusia di pusat perekrutan di Moskwa dan lebih banyak lagi yang diyakini direkrut dari pusat-pusat lain.
Para pekerja menjalani tes psikometri dan dijelaskan risikonya sebelum dikirim untuk pelatihan.
"Karena mereka dipekerjakan sebagai pembantu, semuanya tergantung pada komando di mana mereka akan dikirim," kata pejabat pertahanan tersebut.
"Bisa saja ke medan perang atau mereka diminta bekerja sebagai kuli angkut. Persetujuan mereka diambil. Pemeriksaan latar belakang dilakukan untuk memastikan tidak ada mata-mata yang direkrut," terangnya.
Dijelaskan bahwa warga negara India dijanjikan pekerjaan sebagai staf pendukung dan tidak berperang di zona perang.
Namun, mereka berakhir di pusat pelatihan setelah mereka diminta menandatangani terjemahan dokumen yang menyesatkan.
Laporan tersebut mengatakan bahwa setidaknya tiga orang dari berbagai wilayah di negara itu ditipu untuk berperang demi Angkatan Darat Rusia.
Setidaknya satu orang dilaporkan tewas dalam pertempuran di perbatasan Rusia, tambah laporan itu.
Seorang pria berusia awal 20-an dari Uttar Pradesh mengatakan tiga dari mereka telah menerima pelatihan dasar dalam menangani senjata dan amunisi oleh tentara dan dikirim ke wilayah Rostov di barat daya Rusia pada bulan Januari untuk berperang.
"Kami tiba di sini pada bulan November 2023, dan diminta menandatangani kontrak, yang menyatakan bahwa kami dipekerjakan sebagai pembantu keamanan tentara," kata pria itu.
"Kami dengan tegas diberitahu bahwa kami tidak akan dikirim ke medan perang dan dijanjikan gaji Rs 195.000 (£1.857 atau Rp 36 juta) dan bonus tambahan Rs50.000 (£476 atau Rp 9 juta) per bulan. Kecuali bonus Rs50.000 (£476 atau Rp 9 juta) selama dua bulan, saya belum menerima uang apa pun," ungkap dia.