BangTogel.com - 27/01/2024
BANGTOGEL.COM - BEBERAPA hari lalu, saya mengirim pesan WhatsApp kepada salah satu mentor saya yang berasal dari Jepang, menyampaikan antusiasme mengenai pertandingan penentuan antara timnas sepak bola Indonesia dan Jepang di Grup D Piala Asia.
"Saya optimistis kedua tim akan tampil gemilang dan melangkah ke babak gugur," tulis saya. Mentor saya pun mengamini sebagai tanda persahabatan.
Hasilnya, meskipun timnas Indonesia berada di peringkat 142 dunia, secara keseluruhan, mereka berhasil bermain cukup baik, mampu mengatasi rasa grogi ketika bersaing dengan tim sekelas Jepang yang berada di peringkat 19 dunia. Kalahnya pun tidak terlalu jauh 1-3.
Dengan perolehan 3 poin setelah memenangkan pertandingan melawan Vietnam, Indonesia masih memiliki harapan untuk melaju sebagai salah satu dari empat tim terbaik peringkat ketiga.
Saya pun menyaksikan via smartphone pertandingan sisa di Grup E antara Bahrain (3 poin) Vs Yordania (4 poin), dan di Grup F antara Oman (1 poin) Vs Kirgizstan (0 poin), sambil berharap pertandingan Oman Vs Kirgizstan akan berakhir imbang agar timnas bisa lolos ke babak gugur.
Benar saja, Oman hanya mampu bermain imbang 1-1 dengan Kirgizstan. Alhasil, Oman gagal melaju ke babak gugur karena hanya mengumpulkan total 2 poin di peringkat ketiga di Grup F, kalah bersaing dengan Indonesia.
Sejarah pun tercipta, Indonesia lolos pertama kali ke 16 besar Piala Asia.
Grup D Piala Asia kali ini benar-benar menjadi ujian berat bagi Indonesia, dengan kehadiran tim-tim tangguh seperti Jepang, Irak (peringkat 61 dunia), dan Vietnam (peringkat 100 dunia).
Ditambah lagi, performa timnas Indonesia menjelang Piala Asia terbilang kurang memuaskan.
Menghadapi Irak beberapa bulan sebelumnya dalam kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia menelan kekalahan telak 1-5, serta bermain imbang 1-1 melawan Filipina.
Laga ujicoba juga tidak memberikan harapan, dengan kekalahan 0-4 dan 1-2 dari Libya, serta pukulan telak 0-5 dari Iran.
Namun, begitu pentas Piala Asia dimulai, timnas Indonesia tampil dengan karakter luar biasa. Pertandingan pertama melawan Irak hampir saja menjadi kejutan besar. Meski kalah 3-1, Indonesia berhasil menahan imbang 1-1 hingga menjelang akhir babak pertama.
Meskipun permainan sedikit canggung, timnas Indonesia tetap tampil penuh semangat dan tidak gentar menghadapi Irak.
Gol cemerlang Marselino Ferdinan (Lino), dengan build-up tiki-taka dari belakang hingga ke serangan, menjadi sorotan positif.
Tak ketinggalan, momen gemilang Yakob Sayuri mengolongi pemain belakang Irak, memberikan umpan akurat, dan diakhiri dengan sepakan gol oleh Lino, menambahkan kegembiraan bagi Indonesia.
Kepercayaan diri tinggi menyambut pertandingan kedua melawan Vietnam. Para pemain Indonesia berhasil membuat kacau pertahanan Vietnam dengan permainan cepat, pressing tinggi, tiki-taka, dan umpan lambung yang membingungkan lawan.
Gol Asnawi Mangkualam Bahar akhirnya membuat Vietnam menyerah. Pelatih Vietnam, Philippe Troussier, mengakui kesulitan menghadapi tim Indonesia, terutama dengan kehadiran para pemain keturunan yang bermain di klub Eropa.
Kombinasi pemain lokal dan pemain keturunan Indonesia memang memberikan keunggulan taktis. Skema permainan Indonesia menjadi lebih dinamis, dengan tiki-taka yang lancar, umpan lambung efektif, dan serangan balik mematikan.
Pelatih Jepang, Hajime Moriyasu, juga memberikan apresiasi atas perkembangan pesat Indonesia di bawah arahan Shin Tae Yong.
Melihat sejarah beberapa negara seperti Jepang, Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Filipina, strategi naturalisasi telah menjadi amunisi yang cepat dan tepat untuk meningkatkan kualitas tim nasional baik di level dunia, Asia, ataupun regional ASEAN.
Meskipun demikian, upaya serupa di China dan Qatar tampaknya belum mencapai hasil yang diharapkan di tingkat dunia.
Kendati begitu, godaan untuk mengadopsi strategi naturalisasi tetap mengemuka, karena dinilai sebagai solusi jangka pendek untuk meningkatkan daya saing tim nasional.
Acuan paling ideal dengan strategi kombinasi pemain lokal dan naturalisasi adalah Jepang. Ideal dalam arti pembinaan pemain lokal berkembang dijalankan secara benar, namun jika ada kekurangan, gap tersebut bisa diisi pemain naturalisasi.
Dengan program pembinaan yang baik, kita melihat tak henti-hentinya pemain lokal Jepang banyak bersinar di Eropa termasuk generasi seperti Shinji Kagawa (ex-Manchester United), Kaoru Mitoma (Brighton & Hove Albion), Takehiro Tomiyasu (Arsenal), hingga Takefusa Kubo (Real Sociedad).